Buka PKKBN 2025, Direktur Bela Negara Kemenhan Ungkap Ancaman Nyata Kedaulatan Bangsa

  • Selasa 12 Agustus 2025
  • Oleh : Dewi
  • 43
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Yogyakarta – Ancaman nyata bagi kedaulatan bangsa di era kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi sekarang ini makin kompleks dan multidimensi, bersifat non-konvensional atau non-militer. Ironisnya, ancaman tersebut justru dapat mengancam kedaulatan sebuah bangsa dan negara.

Informasi tersebut disampaikan secara langsung Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan, Direktur Bela Negara, Brigjen TNI G. Eko Sunarto, S.Pd., M.Si. dalam acara Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta pada Senin (11/8/2025). Acara ini sekaligus menandai dibukanya Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) pada 11-17 Agustus 2025.

“Bentuk ancaman saat ini tidak lagi bersifat konvensional tapi lebih bersifat non-konvensional atau non-militer. Bahkan, mempengaruhi hati dan pikiran manusia secara paradigmatik,” ujarnya saat membacakan sambutan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Sri Yanto.

Lebih lanjut, Direktur Bela Negara mengungkapkan bahwa gangguan non-militer ini justru dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, lantaran ancaman tersebut berpotensi menghancurkan hati dan pikiran manusia. Contoh nyatanya antara lain, radikalisme, terorisme penyalahgunaan narkoba, kejahatan siber, pencurian sumber daya alam, dan sebagainya.

“Perang tidak hanya dilakukan dengan mengirimkan tentara atau kekuatan militer dan bukan menguasai ruang wilayah, tapi menguasai ekonomi, budaya, politik, teknologi termasuk menguasai rules of law dari sebuah negara,” imbuhnya.

Guna menangkal berbagai ancaman tersebut, lanjutnya, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibarengi dengan kesadaran Bela Negara menjadi hal krusial. Salah satu langkahnya yakni dengan meningkatkan kesadaran tentang nilai-nilai dasar Bela Negara yakni cinta Tanah Air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal bela negara.

“Sumber daya manusia ini tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tapi juga harus memiliki kesadaran Bela Negara yang kuat dan dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia,” ujarnya.

Karenanya Direktur Bela Negara berharap, kegiatan PKKBN 2025 dapat menanamkan nilai-nilai Bela Negara pada generasi penerus bangsa. Selain itu, mahasiswa dapat berperan aktif dalam menyosialisasikan, menyebarluaskan, mengimplementasikan nilai-nilai Bela Negara, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara, serta menjadi agen perubahan di masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UPN Veteran Yogyakarta Prof. Dr. Mohamad Irhas Effendi, M.Si, menegaskan bahwa Bela Negara adalah identitas universitas. Sesuai mandatnya sebagai Kampus Bela Negara, UPN Veteran Yogyakarta tidak hanya mencetak lulusan dengan kapasitas intelektual tinggi, tetapi juga membentuk pribadi dengan karakter Bela Negara.

“UPN Veteran Yogyakarta memiliki peta jalan Bela Negara yang dimulai dari peningkatan kesadaran pentingnya Bela Negara, peningkatan pemahaman, penguatan internalisasi, dan implementasi Bela Negara. Kami juga memiliki penilaian indikator sikap dan perilaku seluruh sivita akademika dan pegawai yang berbasiskan Bela Negara,” ungkap Rektor.

Termasuk dalam peta jalan tersebut, UPN Veteran Yogyakarta menerima mahasiswa baru melalui skema Kapasitas Bela Negara. Internalisasi nilai-nilai Bela Negara juga diberikan melalui pengenalan lingkungan kampus di UPN “Veteran” Yogyakarta yang berbeda dari kampus lain yakni PKKBN.

Tahun ini, PKKBN mengusung tema “Mewujudkan Generasi Unggul dengan Semangat Bela Negara dan Beretika melalui Kampus Berdampak untuk Menyongsong Indonesia Emas”. Tema tersebut memiliki makna mendalam bahwa PKKBN bukan sekadar program pengenalan kampus, tetapi sebuah proses pembentukan karakter, integritas, dan visi kebangsaan bagi mahasiswa baru.

Penulis: Ulfa

Editor: Dewi