DOSEN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA, KEMBANGKAN ALAT PENANGKAP EMAS

  • Senin 26 September 2022 , 05:19
  • Oleh : Dewi
  • 1846
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Sleman—Pada 22 September 2022, Fakultas Teknologi Mineral (FTM) UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNV YK) berhasil menyusun sebuah alat penangkap emas yakni alat sluice box. Penelitian tersebut melibatkan beberapa pihak di antaranya Dr. Ir . Eddy Winarno, SSi, MT; Dr. Edy Nursanto, ST, MT, IPM; Ir. Bambang Sugiarto, MT; dan Riria Zendy Mirahati, ST, MT.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UPN Veteran Yogyakarta Dr. Hendro Widjanarko, M.M menyampaikan  semoga inovasi alat ini bisa  membantu penambang emas tradisional untuk  bekerja lebih efisien baik dari segi tenaga dan waktunya.

Ia berharap  dengan adanya hasil inovasi ini, keberadaan kampus UPNV YK tidak hanya dirasakan oleh civitas akademika saja tetapi juga dirasakan oleh masyarakat.

Dr. Edy Nursanto, ST, MT, IPM selaku ketua tim pengembang alat penemu emas menyampaikan Sluice box adalah sebuah alat penangkap emas manual yang bentuknya seperti box panjang dan diletakkan di aliran arus air sungai. Alat ini memanfaatkan derasnya air untuk memisahkan aluvial emas dan material kasar seperti batuan dan kerikil besar. Alat sluice box  ini berbeda dengan alat sluice box lainnya, alat ini dimodifikasi portabelnya yang dipadukan dengan pompa slurry.

“Yang beda dari yang lain adalah modifikasi portabel yang dipadukan dengan pompa slurry dan diterapkan untuk endapan aluvial emas di sungai,” jelas Bapak Edy Nursanto.

Dosen dari jurusan teknik pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta tersebut juga mengungkapkan mengenai hambatan yang ia dan tim hadapi dalam penyusunan alat sluice box tersebut. Hambatan tersebut terjadi saat tim melakukan uji coba alat sluice box di lapangan. Ia menyampaikan kondisi cuaca seperti hujan memberikan dampak dalam proses ekstraksi.

“Alat ini harus dipasang di daerah dekat sungai. Terjadinya hujan merupakan hambatan dalam proses ekstraksi emas aluvial sebab proses menjadi tidak efektif. Ini dikarenakan slurry bercampur dengan air hujan di lapangan,” papar Pak Edy.

Meski demikian, Pak Edy dan tim dapat berhasil menyelesaikan penelitian tersebut. Menurutnya, alat ekstraksi emas aluvial dengan sluice box merupakan alternatif yang ramah lingkungan, sehingga hal ini harus bisa dikembangkan. Penggunaan sluice box dapat memberikan manfaat yang nyata dalam mendapatkan emas aluvial. Desainnya pun praktis dan ringan serta mudah dibawa.

Di akhir pembicaraan, Pak Edy menyampaikan harapannya mengenai alat slice box ini. Beliau berharap penelitian yang ia dan tim lakukan tidak berhenti di situ. “Semoga rekayasa dan inovasi sluice box ini dapat terus dilakukan untuk mencari keefektifan yang lebih baik dan digunakan dengan mudah serta mendapatkan recovery yang tinggi,” pungkas Pak Edy menutup penjelasannya.