Dikukuhkan sebagai Guru Besar UPN Veteran Yogyakarta, Prof Basuki Teliti Batubara Muara Wahau sebagai Sumber Kokas dan REE

Yogyakarta– Prof. Dr. Ir. RM. Basuki Rahmad, M.T., Dekan Fakultas Teknologi Mineral dan Energi (FTME) Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY), resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar. Pengukuhan dilakukan oleh Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Prof. Dr. Mohamad Irhas Effendi, M.Si, di Gedung Auditorium UPNVY pada Kamis 11 September 2025.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Basuki menyampaikan hasil penelitiannya, di mana ia mengungkap potensi unik batubara yang berlokasi di cekungan Muara Wahau, Kalimantan. Ia menemukan bahwa batubara tersebut tidak hanya dapat digunakan sebagai bahan bakar, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi sebagai bahan baku untuk industri kokas dan Unsur Tanah Jarang (Rare Earth Elements/REE).
"Batubara yang selama ini kita kenal sebagai bahan bakar, ternyata memiliki potensi yang jauh lebih besar. Penelitian kami membuktikan bahwa batubara Muara Wahau juga bisa menjadi aset penting dalam hilirisasi industri," jelas Prof Basuki.
Ia menambahkan, "Kami menemukan batubara ini berpotensi besar untuk menghasilkan kokas dan bahkan unsur tanah jarang yang vital bagi teknologi modern."
Penelitian ini berangkat dari keunikan komposisi batubara Muara Wahau yang memiliki kandungan inertinite—senyawa kaya karbon yang tidak mudah bereaksi—di atas rata-rata batubara di Indonesia. Jika batubara pada umumnya memiliki kandungan inertinite sekitar 5%, batubara Muara Wahau mencapai 20,1%. Tingginya kandungan ini menjadi kunci utama yang membedakannya.
Melalui analisis mendalam, Prof Basuki menemukan bahwa tingginya kandungan inertinite ini membuat batubara Muara Wahau sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan pencampur (blending) dalam pembuatan kokas metalurgi. Selain itu, penelitiannya juga mengidentifikasi kelimpahan REE dari senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur ini merupakan komponen krusial dalam pembuatan teknologi modern seperti magnet permanen, elektronik, dan kendaraan listrik.
Temuan ini juga memperkuat teori bahwa batubara dapat bertindak sebagai batuan induk penghasil minyak bumi. Hal ini dibuktikan dengan adanya maseral-maseral khusus yang teridentifikasi di beberapa cekungan migas di Indonesia.
"Melalui penelitian ini, saya berharap hasil temuan kami tidak berhenti di jurnal ilmiah saja. Saya sangat optimis bahwa industri pertambangan dan pemerintah dapat bersinergi untuk mengaplikasikan riset ini, sehingga potensi unik batubara Muara Wahau benar-benar bisa diwujudkan menjadi keuntungan ekonomi yang signifikan bagi bangsa," tegas Prof Basuki.
Penulis: Dewi