Nyala Lentera di Lokasi Prostitusi

  • Rabu 01 September 2021 , 04:58
  • Oleh : Wike Wijayanti
  • 3311
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN – Popularitas Parangkusumo bagi sebagian orang sama dengan ketenaran pantai tetangganya Parangtritis. Pantai Parangkusumo yang letaknya sekitar 30 km ke arah Selatan kota Yogyakarta ini merupakan salah satu destinasi wisata pantai yang cukup terkenal bagi wisatawan. Tak hanya eksotisme pemandangan di pantai ini juga terkenal karena wisata ziarah dan ritual mistis yang ada di sana.

Di samping keindahan pantainya, Parangkusumo juga telah dikenal luas oleh khalayak umum sebagai salah satu area lokasi prostitusi di Yogyakarta. Meskipun pemerintah sudah berusaha untuk merubah wajah Parangkusumo, namun stigma negativ Parangkusumo sebagai “pantai mesum” yang sudah ada sejak tahun 1986 ini belum bisa hilang.

“Mirisnya di lokasi ini tumbuh anak-anak usia pra sekolah dan sekolah. Di satu sisi mereka belajar soal etika dan moral di sekolah, di sisi lain anak-anak itu harus berhadapan dengan realita di lingkungan mereka.” Jelas Vinka Anandani Qurayma, mahasiswa Agribisnis UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) yang tergabung dalam tim PKM UPNVY dalam rilisnya,

Vinka mengatakan, anak-anak di daerah tersebut cenderung akan mengalami demoralisasi atau penurunan akhlak dan moral seperti kurangnya tata krama dan sopan santun, sering berbicara dengan kata-kata yang kotor dan kasar, melanggar norma yang ada dan sebagainya.

“Kami ingin ambil bagian dalam upaya membantu mengurangi pengaruh buruk lingkungan yang kurang baik terhadap tumbuh kembang anak yang berada di lingkungan tersebut. Anak-anak adalah generasi masa depan.” Ujarnya.

Bersama anggota kelompok lainnya Susi Puryani (Agribisnis), Lina Tusia Ningsih (Manajemen), Evi Rahmawati (Ilmu Tanah), dan Hafidh Ridwan Fakhruddin (Informatika) menginisiasi pendirian lembaga pendidikan non formal “Taman Pendidikan Lentera Harapan”.

Seperti cahaya lilin di kegelapan, pendirian Lentera Harapan disambut baik anak-anak yang bersemangat menjadi murid-murid taman pendidikan ini. Begitu pula warga desa setempat yang turut mendukung Lentera Harapan menjadi penerang masa depan bagi anak-anak desanya.

“Awal-awal waktu mengajar kami berinisiatif untuk menjemput anak-anak dari rumah ke rumah. Alhamdulillah semangat belajar adik-adik tinggi apalagi banyak juga yang tidak bersekolah akibat terkendala masalah ekonomi. Orangtua juga ikut mendukung saat kami menjemput anak-anak untuk ikut belajar.” Kisahnya.

Sejak bulan Juni, selama dua minggu sekali kelimanya mengajar anak-anak di Gardu Action Pesisir Pantai Parangkusumo. Saat ini ada sekitar 55 anak yang mengikuti program belajar yang didirikan mahasiswa UPNVY ini. Program yang diberikan meliputi peningkatan karakter berupa pendidikan moral dan keagamaan, program pengembangan potensi, minat, dan bakat berupa pembelajaran atau pelatihan kesenian daerah serta kewirausahaan.

“Kegiatan belajarnya seru sekali, membatik, belajar debat, menggambar cita-cita, belajar bahasa Inggris, belajar doa-doa, membuat celengan, dll sangat seru. Apalagi yang menari bersama sangat menyenangkan.” Kata Rere salah satu murid.

Murid lainnya Maria mengaku sangat terkesan mengikuti kegiatan Lentera Harapan. Menurutnya kegiatan yang dilakukan menyenangkan dan menambah  pengalaman.

“Terutama mbak-mbak dan mas-masnya sangat ramah, baik hati dan sayang sama kita.” katanya

Pada masa pandemi ini, tim PKM-PM Lentera Harapan melaksanakan pelatihan dan pembelajaran secara blended (daring dan luring) dengan komunikasi dua arah antara relawan Taman Pendidikan Lentera Harapan dan adik-adik asuh di sekitar kawasan Pantai Parangkusumo. 

Tim PKM-PM Lentera Harapan berharap agar program taman Pendidikan ini dapat memberikan contoh aksi nyata mahasiswa dalam berkontribusi memajukan pendidikan di Indonesia.

Kunjungi lini masa Lentera Harapan di Instagram @_lenteraharapan_, twitter @lenteraharapan, youtube Lentera Harapan dan laman web http://tamdiklenteraharapan.blogspot.com. wwj/humas