UPN VETERAN YOGYAKARTA DUKUNG PROGRAM KEMANUSIAAN MELALUI KEGIATAN MENGAJAR ANAK USIA DINI DI BANTARAN KALI

  • Jumat 05 Agustus 2022 , 03:01
  • Oleh : Dewi
  • 1619
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Sleman – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN Veteran Yogyakarta gelar program kerja (Proker) FISIP  Mengajar. Kegiatan dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yaitu setiap hari Sabtu tanggal 16, 23, dan 30 Juli 2022. Adapun, proker ini dilaksanakan dengan melibatkan mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta yang berasal dari Staff Departemen Ekonomi Sosial Lingkungan (EKSOSLING) FISIP, volunteer FISIP  Mengajar, dan anggota perwakilan dari BEM FISIP.

Dilansir dari laman Instagram resmi Eksosling, FISIP Mengajar merupakan proker dari Departemen Ekonomi Sosial Lingkungan (Eksosling) yang hadir sebagai bentuk pengabdian langsung kepada masyarakat dengan bentuk kegiatan memberikan pengajaran mengenai pendidikan karakter kepada anak-anak di sekitar desa binaan. Program ini diharapkan dapat menjadi satu langkah bagi mahasiswa untuk turut serta merealisasikan pendidikan karakter bagi anak. Sebagai informasi, FISIP Mengajar merupakan proker rutin tahunan yang dilaksanakan oleh Departemen Eksosling FISIP UPN Veteran Yogyakarta. FISIP Mengajar tahun 2022 dilaksanakan di Kampung Kali Code Utara, Sudirman, Yogyakarta.

Ashary selaku Ketua pelaksana dari proker FISIP Mengajar menyampaikan perbedaan pelaksanaan FISIP Mengajar tahun ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Di tahun sebelumnya FISIP Mengajar dilaksanakan dengan membantu anak-anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan juga mengajarkan beberapa materi yang juga diajarkan di pendidikan formal (matematika, ipa, dll). Sedangkan di tahun ini, materi yang diajarkan adalah materi yang mungkin tidak mereka dapatkan di pendidikan formal yaitu pendidikan karakter,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ashary menyampaikan latar belakang dan tujuan diadakannya FISIP Mengajar. “Pendidikan di Indonesia  pada umumnya masih mementingkan pendidikan formal dan justru mengesampingkan pendidikan berkarakter, padahal keduanya sangat dibutuhkan dalam perkembangan bangsa Indonesia. Sebagai tanggung jawab bersama semua pihak, kami sebagai mahasiswa  turut bertanggungjawab untuk membantu membentuk karakter anak-anak penerus bangsa,” ungkapnya.

Pemilihan lokasi FISIP Mengajar tahun ini di Kampung Code Utara diakui oleh Ashary karena masih jarang adanya kegiatan belajar mengajar dari pihak luar di wilayah tersebut, sehingga anak-anak hanya mendapatkan akses belajar melalui pendidikan formal yaitu sekolah. Peserta dari FISIP Mengajar sendiri berasal dari kalangan anak-anak Kampung Kali Code Utara dengan range usia 6-13 tahun. Materi yang diajarkan dalam proker ini mencakup pendidikan karakter, seperti penanaman nilai-nilai, sikap dan sifat dari karakter mandiri, sopan santun, gotong royong, kreatif, tanggung jawab, jujur, toleransi, dan materi mengenai pendidikan seks di hari terakhir.

Ketika ditanya mengenai tantangan terberat yang dihadapi selama melaksanakan FISIP Mengajar, Ashary pun menyampaikan pendapatnya. “Tantangan terberat yaitu menghadapi mood anak-anak. Kami harus membuat suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan, tidak jarang kami mengadakan ice breaking dan games untuk mencairkan suasana kejenuhan anak-anak,” imbuhnya.

Selama melaksanakan FISIP Mengajar, Ashary mengungkapkan bahwa ia mendapatkan sejumlah pengalaman yang berkesan. “Ketika kami memberitahu bahwa pelaksanaan proker akan segera berakhir, ada beberapa anak yang terlihat sedih dan akhirnya tangisnya pecah, ternyata mereka benar-benar menerima dan merasakan kehadiran kami selama kegiatan itu. Kemudian dalam sesi kesan dan pesan mereka benar-benar memberikan kesan dan pesan yang tulus, seperti terimakasih telah mengajari kami, terimakasih telah menghibur kami, semoga sukses selalu, semoga banyak rezekinya, dan masih banyak lagi,” ungkap Ashary.

Sebagai penutup, Ashary menyampaikan harapan bagi anak-anak yang mengikuti proker FISIP Mengajar. “Saya berharap ilmu yang diberikan bermanfaat, diingat dan juga diterapkan oleh anak-anak di setiap proses perjalanan mereka. Semoga adik-adik selalu semangat untuk belajar di tengah lingkungan sekitar yang mungkin kurang kondusif untuk proses belajar mereka dan kelak mereka menjadi orang yang hebat dengan cerita perjalanannya masing-masing,” tutupnya.