Bantu Tuna Rungu, Mahasiswa UPNVY Kembangkan Alat Penerjemah Bahasa Isyarat

  • Jumat 27 Agustus 2021 , 12:03
  • Oleh : Wike Wijayanti
  • 3705
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN - Berdasarkan data Sistem Informasi Manajemen Penyandang Disabilitas (SIMPD) Kementerian Sosial tahun 2020 sebanyak 7,03% penduduk atau 13.648 jiwa merupakan penyandang disabilitas tunarungu. Dari data ini kebutuhan alat bantu bagi tuna rungu semkin diperlukan terlebih untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

Untuk itu Tim Gloudeaf, yang beranggotakan mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) Sandy Wahyu Agusta (Informatika 2019), Muhammad Rifqy (Informatika 2020), Nisrina Athiyya Zain (Informatika 2020), Astri Hastiningrum (Ilmu Komunikasi, 2019), dan Lisa Firdaus Siti Nurjanah (Ilmu Komunikasi, 2019) mengembangkan alat Integrated Glasses with Smart Voice Recognition and Gestures Translation to Communicate with Deaf People.

Ketua Tim Gloudeaf, Sandy Wahyu Agusta mnegatakan timnya sudah mengembangkan dua perangkat berbentuk kacamata pintar atau Smart Glasses. Perangkat pertama digunakan untuk penyandang tunarungu dan perangkat kedua digunakan untuk teman dengar.

“Perangkat ini berupa sebuah kacamata yang mampu mengubah bahasa isyarat menjadi sebuah teks agar dapat dipahami oleh lawan bicara penyandang tunarungu, sedangkan perangkat yang lain berupa sebuah kacamata yang mampu mengubah suara menjadi sebuah teks agar dapat dibaca dan dipahami oleh penyandang tunarungu,” tuturnya.

Alat ini dikembangkan dengan menggunakan teknologi deep learning berupa Convolutional Neural Network (CNN) dan Voice Recognition serta menggunakan katalog bahasa isyarat American Sign Language (ASL) agar dapat mengubah suara menjadi teks dan menerjemahkan bahasa isyarat kedalam teks.

Cara kerja perangkat ini adalah menangkap input baik berupa gerakan maupun suara, lalu mengubahnya menjadi sebuah teks atau kalimat.

Kebutuhan perangkat ini sangat penting terutama untuk menunjang sarana dan prasarana penyandang tunarungu dalam berkomunikasi dengan orang-orang disekitar.

“Kami berharap, Tim Gloudeaf dapat mengembangkan teknologi ini guna memberikan trobosan baru dalam menunjang sarana dan prasarana teman-teman tunarungu yang ada di masyarakat. Seperti filosofi dari nama Gloudeaf yang berarti cahaya (titik terang), dengan terciptanya teknologi yang mempermudah komunikasi antara teman tunarungu dan masyarakat awam ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas interaksi antara teman tunarungu dan masyarakat awam.” Pungkasnya.

Tim Gloudeaf sendiri menjadi perwakilan UPNVY dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-KC) yang diselenggarakan oleh  Kemendikbudristek.