Kolaborasi Internasional UPNYK dan JOGMEC Sosialisasikan Teknologi Keselamatan Kerja Tambang Bawah Tanah

  • Jumat 12 Januari 2024 , 05:05
  • Oleh : Admin
  • 1257
  • 4 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta
Sesi materi hari pertama yang diisi oleh Shinji Togawa dari JOGMEC. Sumber: Humas UPNYK

INFOUPNYK - Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNYK) menggelarkegiatan tahunan Pelatihan Teknologi Keselamatan Tambang Batubara Bawah Tanah. Rangkaian acara ini berjalan selama tiga hari sejak Rabu, 10 Januari 2024 hingga Jumat 12 Januari 2024 dan bekerjasama dengan PUSDIKLAT Mineral dan Batubara KESDM dan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC).

Acara yang berlangsung di Ruang Seminar Fakultas Teknologi Mineral (FTM) UPNYK ini berupaya untuk memperkenalkan dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa pertambangan terkait keselamatan dalam penambangan khususnya pertambangan batubara bawah tanah. Kegiatan ini dihadiri oleh 66 peserta, terdiri dari 60 mahasiswa UPNYK, 5 mahasiswa dari Institut Teknologi Yogyakarta (ITY), dan 1 perwakilan dari perusahaan tambang.

Dekan Fakultas Teknologi Mineral UPNYK, Dr. Ir. Sutarto, MT., dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini diharapkan menjadi wawasan tambahan bagi mahasiswa dan praktisi pertambangan khususnya yang berkaitan dengan teknologi keselamatan kerja pertambangan bawah tanah.

"Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan peningkatan pengetahuan berkaitan dengan teknologi keselamatan tambang batubara bawah tanah," ujar Dekan membuka acara (10/1/2024).

Dekan FTM UPNYK itu juga menambahkan untuk mencapai harapan tersebut, maka kegiatan pelatihan ini sengaja menghadirkan Keynote speaker yang merupakan pakar di bidang teknologi keselamatan kerja pertambangan bawah tanah.

"Pada pelatihan ini kami mengundang Tim dari Mitsui Matsushima Resources Co. Ltd (MMR) dan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), antara lain Noboru Sato, Shinji Togawa, Yoshihisa Shimoda, dan Atsushi Kakizaki. Selain itu, turut hadir Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia Geologi, Mineral dan Batubara (PPSDM Geominerba-ESDM) dengan perwakilan serta Pengajar Tamu dari Jepang, Prof. Kikuo Matsui.

Shenny Linggasari, Ketua Pelaksana kegiatan menyampaikan rangkaian acara pelatihan mencakup berbagai materi terkait teknologi keselamatan kerja tambang batubara bawah tanah. Materi ini menjadi fokus utama karena tuntutan dalam dunia pertambangan agar selalu memperbarui teknologi yang digunakan dalam keselamatan kerja.

"Materinya semua beda-beda 3 hari berturut-turut, pembicaraannya juga beda-beda ya hari pertama di PPSDM, hari ini diajarkan tentang softwarej jadi peserta kita minta membawa laptop semua. Terus yang hari terakhir kita fokus ke swa-bakarnya. Jadi gimana kalau terjadi kebakaran. Lebih detail di hari ketiga memang difokuskan berjenjang ya," ujar Ketua Pelaksana sekaligus Dosen Jurusan Teknik Pertambangan UPNYK itu saat wawancara (10/1/2024).

Acara ini merupakan penyelenggaraan ke-7 dan telah menjadi agenda tahunan yang diantisipasi oleh mahasiswa dan praktisi pertambangan. Dengan semakin meningkatnya kompleksitas industri pertambangan, pelatihan ini menjadi wadah penting untuk mempersiapkan generasi muda yang handal dan berkompeten dalam menjawab tantangan masa depan di bidang pertambangan batubara bawah tanah.

"Tujuan pertamanya memang sebenarnya kita itu ingin update skill, update teknologi, update pengetahuan bagaimana sih tambang di Jepang itu, bagaimana sih K3 yang dijalankan di sana gitu. Selain itu juga mahasiswa tentunya dia punya pandangan," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu pembicara, Antonius Alex Harmoko selaku Widyaiswara PPSDM Geominerba mengatakan, penting untuk memahami bahwa menyangkut keselamatan kerja pada lingkungan pertambangan bawah tanah di Indonesia sudah diatur regulasinya oleh Kementerian ESDM Republik Indonesia.

"Pemberian wawasan bahwa kita (Kementerian ESDM) punya aturan bahwa pertambangan itu apalagi masalah keselamatan menjadi fokus pemerintah, sehingga perusahaan-perusahaan tambang itu patuh. Nah, teman-teman (peserta pelatihan) disini kan diberikan wawasan saja seingga ketika kelak jadi praktisi tidak perlu khawatir," ucap Alex saat wawancara setelah sesinya (10/1/2024).

Ia menambahkan jika kondisi dunia pertambangan sekarang ini mulai bergeser ke proses penambangan bawah tanah atau tambang dalam (underground mining). Hal ini dikarenakan ke depannya ketersediaan sumber daya mineral semakin sulit didapatkan sehingga membutuhkan eksplorasi melalui penambangan bawah tanah. Negara Jepang dinilai menjadi salah satu yang terdepan dalam hal penambangan bawah tanah, oleh karena itu teknologinya menjadi tolok ukur di bidang ini.

"Berkaitan dengan penambangan bawah tanah ini, karena ke depan memang yang kita hadapi kan tingkat keterdapatan sumber daya kan juga semakin susah kita mendapatkannya, semakin kecil sehingga cara mendapatkan juga akan semakin susah. Sehingga teknologi yang berkembang juga akan semakin tinggi nah untuk itu kemungkinan akan banyak pertambangan yang semakin underground," tambah Alex.

Dibutuhkan perencanaan dan persiapan sumber daya manusia di bidang pertambangan yang mumpuni dan spesifik pada penambangan bawah tanah. Alex mengatakan berbeda halnya dengan tambang terbuka, tambang bawah tanah harus menitikberatkan pada perhitungan Geoteknik batuan. Ditambah, proses penambangannya juga membutuhkan teknologi secara spesifik untuk hal itu.

"Ini butuh perencanaan yang matang, agak sedikit berbeda karakternya dengan tambang terbuka terbuka kan cukup kita buka lahan sekali tutup lagi. Kalau underground kita harus benar-benar menghitung jadi secara geoteknik batuan kemudian cara nambangnya juga agak spesifik itu yang teknologi itu atau ilmu itu yang saya rasa perlu dikerjasamakan ya dengan beberapa negara yang memang sudah lama melaksanakan itu termasuk salah satunya Jepang melalui JOGMEC ini," pungkasnya.